Chapter 2 # New Personality

Selama Saeko pinsan, Saeko mengalami mimpi buruk, Saeko bermimpi buruk bertemu dengan “Darkside”nya atau sisi gelap atau juga pribadi lain Saeko yang sangat kontras dengan Saeko. Dalam mimpinya, Saeko berada dalam ruangan penuh cermin yang berwarna merah serta gelap.
“Saeko… Saeko… Saeko…” kata seseorang menyebut-nyebut nama Saeko.
“Siapa disana?” tanya Saeko.
“Ini aku… pribadimu yang asli…” jawabnya.
“Ghh… KAU SIAPA? Ini tidak nyata… ini tidak nyata…” Saeko kembali bertanya.
Dalam mimpinya, Saeko berjalan-jalan ketakutan mencari jalan keluar, tiba-tiba Saeko menabrak sebuah cermin di depannya, dan muncul lah cerminan Saeko dengan wajah seorang maniak.
*bug
“Aduh…” Saeko langsung melihat cerminan dirinya.
“Heheheheh…” tawa cerminan dirinya.
“K… kau siapa?” Saeko kembali bertanya.
“Aku adalah dirimu yang asli… dirimu yang penuh dengan rasa ingin membunuh, yang berdarah dingin… aku muncul di mimpimu karena aku ingin bicara denganmu…” jawab cerminan dirinya.
“A.. a… apa?” tanya Saeko dengan nada ketakutan.
“Berikan jiwamu yang asli padaku… Dirimu yang kini adalah sebuah sampah yang terinjak-injak… lemah, tidak punya kekuatan… jika kau memberikan jiwamu padaku, aku akan menjadikanmu kuat, tidak akan ada yang menginjak-injakmu lagi…” kata cerminan dirinya yang keluar dari cermin lalu mendekati Saeko.
“T, t, tidak mau… kau itu jahat…” balasnya.
“Hehehe… kebaikan itu tidak selamanya baik… lihatlah dirimu yang sekarang… lemah tak berdaya, tidak memiliki teman…” lanjut cerminan dirinya.
“TIDAK, tidak seperti itu… aku masih memiliki seorang teman…” kata Saeko dengan nada yang kelelahan dan helaan nafas.
“Oh… Orang yang bernama Ritsu itu? Kau cinta padanya kan?” tanya cerminan dirinya yang berbicara di depan mukanya.
“……….” Saeko tidak menjawab pertanyaan itu, ia hanya membuang mukanya dari cerminan dirinya. Lalu, cerminan dirinya memegang dagunya dan membuat kepala Saeko kembali menghadapnya.
“Kau tidak bisa menjawabnya ya? Hehehe… baiklah…”
“T, t, tolong… j, j, jangan muncul dihadapan Ritsu… a, a, aku akan memberikan j, j, jiwaku… asal…” Akhirnya Saeko menerima tawaran itu dan memberikan sarat kepada cerminannya.
“Asal apa?” tanya cerminan dirinya.
“A, a, asal kau datang di waktu yang aku butuhkan… j, j, jadi… aku tidak ingin sepenuhnya di kendalikan olehmu… a, aku ingin terlihat normal seperti bagaimana aku semestinya… t, tapi… aku canggung dalam sosialisasi… a, aku… ingin punya banyak teman seperti yang lain…” jawab Saeko dengan nada yang sedih sambil meneteskan air mata.
“Oh… baiklah… tapi…” cerminannya menghentakakkan jari telunjuknya ke dahi Saeko.
*tap
*ziiisshh
“Gggaahhh…” Saeko terlihat seperti dihipnotis oleh cerminannya.
“Tapi aku tidak janji akan semua itu… hehehehe…” katanya dengan tawa yang jahat.
Setelah beberapa detik, cerminannya melepaskan jarinya dari dahi Saeko dan pertanda bahwa hal yang ia lakukan telah selesai.
“Terima kash Saeko, aku akan mematuhi apa yang tadi kau isyaratkan, tapi aku akan muncul tanpa perintahmu… karena aku benci sebuah perintah… dan satu hal lagi, kau harus patuh padaku jika berada di malam hari… baiklah… Saeko, selamat bergabung di kegelapanku…” ucapnya sambil memberikan ciuman di dahi Saeko yang terlihat berwajah penuh kekosongan.
*cup
Setelah mimpi itu, Saeko terbangun dirumah sakit pada pagi hari di keesokan harinya. Dia tersadar berada di ruangan dirumah sakit. Saat ia terbangun, ia melihat Ritsu duduk disamping dirinya.
“Eehhh…” Saeko tersadar dari pinsannya.
“Saeko… syukurlah kau sadar… kau sempat diberikan tabung oksigen tadi…” kata Ritsu yang kaget dan langsung memeluk Saeko.
“Ritsu… aku senang kau datang menjengukku…” balas Saeko dengan senyum.
“Rencananya kami sekelas ingin menjengukmu… tapi karena kejadian kemarin… teman-teman kelas enggan menjengukmu… jadi hanya aku saja… by the way, aku tidak izin ke sekolah… jadi aku berangkat dari rumah, dan langsung menjengukmu… hihihi”
“Oh begitu…” Saeko langsung tertunduk dengan wajah sedih.
“Kau pasti sedih ya Saeko? Aku turut berduka cita atas kepergian orang tuamu… walaupun aku belum pernah bertemu mereka…” respon Ritsu.
“Terima kasih ya Ritsu, kau memang benar-benar dan satu-satunya temanku…” ucap Saeko dengan senyum.
Lalu mereka berbincang-bincang dengan asyik. Menceritakan hal-hal apa saja yang belum pernah mereka bicarakan.
Beberapa jam sudah berlalu, Ritsu dan Saeko terus asyik berbincang-bincang.
“Oh ya Saeko, kapan kau akan keluar dari rumah sakit…?” tanya Ritsu.
“Mungkin sore ini, karena aku mulai seperti biasanya…” jawab Saeko.
“Oh yasudah, aku akan menemanimu hingga sore ini…” balas Ritsu.
“Terima kasih”
Akhirnya sore pun, tiba dan mereka siap-siap untuk kembali kerumah… Tapi Saeko, ingin pergi ke makam kedua orang tuanya yang sudah diberikan alamatnya oleh seseorang yang datang keruang rawat Saeko.
“oh ya Ritsu…” ucap Saeko.
“Hmm?”
“Apa kau mau mengantarkanku ke makam kedua orang tuaku?” tanya Saeko.
“Tentu…” jawab Ritsu dengan senyum.
Mereka akhirnya pergi ke pemakaman kedua orang tua Saeko. Saat di pemakaman, Saeko terlihat sedih dan menangis tersedu-sedu dan Ritsu ikut sedih, Ritsu langsung memeluknya dari belakang. Ritsu prihatin karena Saeko menceritakan tidak ada lagi yang bersamanya, kerabat-kerabatnya tidak dekat, mereka sangat jauh dari Saeko. Ritsu bilang pada Saeko, bahwa ia akan menemaninya hingga waktu makan malam, Ritsu ikhlas membantunya membuat masakan karena dan mengajarinya karena Saeko bilang dia tidak ahli dalam memasak. Mulai dari situ lah Saeko mulai merasakan rasa cinta kepada Ritsu, walaupun itu adalah abnormal.
Beberapa hari dan beberapa Minggu telah berlalu, Saeko menjalani hari-harinya dengan penuh liku-liku, manis dan pahit ia selalu rasakan. Sinyal dari kepribadian yang lain belum terasa. Tapi kebiasaan Saeko akan mengotopsi organ-organ binatang tetap ia kerjakan di malam hari di ruangan bedah milik ibunya. Saeko semakin cinta pada otopsi, sehingga dia ingin tahu lebih besar akan organ-organ tubuh. Di tambah dengan mimpi-mimpi Saeko yang sering bertemu dengan cerminan dirinya, cerminan dirinya sering membawa Saeko ke dunia kegelapan miliknya, melihat banyak pembunuhan, mutilasi dan banyak darah yang bercucuran, sehingga sering membuat Saeko mengeluarkan wajah penuh dengan kekosongan.
Di suatu hari, saat Saeko sedang mengerjakan PR, kepribadiannya muncul ditengah ia mengerjakan PR.
“Ggghhh… jangan…” Saeko menggerutu melawan.
“Kau tidak akan menang… hehehe” kata kepribadian yang lainnya. Akhirnya Saeko kalah, dan Saeko yang lain mengambil alih tubuh dan pikirannya.
“Baiklah… Saeko, kau bisa diam untuk sejenak… biar aku yang ambil alih dari sini…” kata Saeko yang lain sambil menyalakan Internet.
*trktrktrk
Terlihat Saeko sedang membuka site berisikan tentang Satanic, Pembunuhan dan Pengorbanan. Setelah mengutak-atik Google, akhirnya Saeko menemukan sebuat site, dan Saeko berniat untuk daftar ke site Satanic tersebut dan mengunjunginya, kebetulan tempat tersebut tidak jauh dari daerah Saeko.
“Hehehehe, baiklah Saekoku yang tercinta… besok kau harus mengikuti apa perintahku setiap aku akan melakukan sesuatu, kita akan memulai kehidupan baru… Hahahaha HAHAHAHAHA” tawa Saeko yang lain mengendalikan tubuh dan pikirannya.
Kehidupan baru Saeko dimulai keesokan harinya, ia dihukum oleh gurunya heran baru kali ini ia tidak mengerjakan tugas, lalu Saeko mulai berani berbicara pada temannya dan juga Saeko masuk ke club Kendo dengan perintah dari Saeko yang lain. Semua itu punya tujuan jahat dan rencana Saeko yang lain untuk memulai dunia kegelapan Saeko.
Created by Rein Zukaichi & Upload by Aldo Ferdiansyah

Penulis : AOV2 ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Chapter 2 # New Personality ini dipublish oleh AOV2 pada hari Jumat, 03 Agustus 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Chapter 2 # New Personality
 

0 komentar:

Posting Komentar