Chapter 6 # It’s started!


Di sisi lain, Len merasa tidak enak, karena Rin tidak pulang ditambah waktu sudah malam sekali. Lalu Len pun mengirim SMS pada Handphone Rin.
“Rin, kenapa kau belum pulang? Apa yang kau lakukan?” isi SMS Len pada Rin.
SMS tersebut terkirim pada handphone Rin, karena Rin sudah mati, Saeko mendengar suara getaran dari tas yang Rin bawa. Saeko membuka tas tersebut dan mengambi
l Handphone milik Rin, Saeko pun membaca SMS tersebut.
“SMS dari saudara kembarnya kah?” tanya dirinya yang lain.
“Ya…” jawab Saeko.
“Ini adalah kesempatan bagus untuk membunuh mereka berdua…” balas dirinya yang lain.
“Bagaimana?” Saeko bertanya pada dirinya yang lain.
“Kau berpura-pura menjadi Rin, dan membalas SMS Len, agar dia datang kemari…” jawabnya.
“Baiklah…”
Saeko pun membalas SMS Len.
“Len, tolong aku… ternyata aku diculik dan dibawa ke gedung sekolah lama dan berada di kelas 2-1, mereka ingin memperkosaku… tolong Len, aku tidak bisa melarikan diri… mereka sedang berada diluar pintu bersiap untuk memperkosa ku… Len tolong aku… tolong aku…” isi SMS Saeko pada Len.
SMS dari Saeko membuat Len kaget dan langsung bergegas tanpa pikir panjang, dia langsung berlari ke sekolah. Setelah beberapa menit, Len datang kesekolah dan langsung berlari ke arah gedung sekolah sama.
Setelah berlari-lari, akhirnya Len sampai ke gedung, Len melihat gedung tersebut sepi, dia takutnya Rin pingsan di dalam, Len pun kembali berlari.
Disamping itu, Saeko mendengar langkah kaki Len yang mendekatinya, Saeko langsung bersiap untuk menyerang Len ketika ia masuk.
Len telah sampai di depan ruang kelas yang agak gelap dan langsung membuka pintu. Len pun masuk dalam ruangan, dan melihat tubuh Rin yang tergeletak dan tidak mempunyai mati serta bermandikan darah.
“RIIIIINNN!!!” teriak Len kaget melihat Rin. Len mendekati tubuh Rin, Saeko pun mendekati Len juga.
“Selamat malam, Len…” kata Saeko menyapa Len dari belakang.
“Suara itu…? Apakah?” gumam Len dalam hatinya, kemudian Len berbalik badan, “Sae…” perkataan Len terputus oleh Saeko, karena saat Len membalikkan badan Saeko menusuknya dengan pedangnya tepat di perut Len.
*zleb
“Ko….” Len melanjutkan potongan katanya. Saeko menusuk lebih dalam ke tubuh Len.
“ggghhhhh… huuaaaaa” jerih Len sambil memuntahkan darah. Saeko pun menarik pedangnya dari perut Len.
*zzzllll
Len pun langsung tidak kuat dan hampir jatuh. Len melihat ke arah Saeko, melihat muka Saeko yang dingin dan juga tanpa emosi itu. Tanpa pikir panjang Saeko mengangkat pedangnya dan menebasnya ke leher Len. Len tidak berbicara satu kata pun kepada Saeko.
*zrettt
Kepala Len terputus karena di penggal oleh Saeko.”Selamat tinggal Kagamine, beristirahatlah dengan tenang” kata terakhir dari Saeko kepada si kembar Kagamine.
Setelah memenggal kepala Len dan membunuh Rin. Saeko langsung membersihkan semua darah di ruangan tersebut. Lalu, Saeko memasukan mata, lidah, dan kepala Len kedalam kantong plastik, dan kantong plastik itu dimasukkan kedalam tas milik Rin. Dengan segala cara yang ada, Tas milik Rin dipakai oleh Len, juga dengan segala kekuatan kebencian yang tersisa. Saeko dengan tekad yang kuat. Saeko menyeret Rin dan Len keluar gedung, dan terus menyeretnya ke arah gedung kelasnya, tanpa rasa lelah Saeko jalani, turun naik Saeko jalani.
Beberapa menit, Saeko telah sampai di kelas Rin dan Len, karena mereka satu kelas jadi tidak perlu mencari kelas lain.
Saeko masuk kedalam ruangan kelas Rin. Lalu mengeluarkan hasil pembunuhanya, setelah itu Saeko menempatkan Rin dan Len di tempat duduknya masing-masing dengan posisi duduk. Len duduk dibelakang Rin.
Lalu kepala Len yang terpenggal, di simpan di atas mejanya Len dengan kedua tangan Len memegang kepalanya. Sementara itu, Rin duduk sambil tertunduk, dan tangannya memegang kedua matanya, lidahnya di taruh di atas mejanya. Setelah selesai, Saeko pergi meninggalkan kelas dan langsung berjalan keluar gedung sekolah.
“Aku tidak tahu dengan apa yang aku rasakan…” gumam Saeko kepada dirinya yang lain.
“Hmm? Apa maksudmu…?” dirinya yang lain heran.
“Aku seperti merasakan sebuah kesenangan tersendiri ketika membunuh kedua Kagamine itu, tapi aku juga merasakan rasa bersalah serta rasa takut…” jawab Saeko.
“Mana yang lebih banyak kau rasakan…?” dirinya yang lain bertanya lagi.
“Aku… lebih banyak merasakan senang…” Saeko kembali menjawab.
“Itulah sikap alami darimu… kau adalah pembunuh yang asli… darah kekejaman ada dalam dirimu…” balas dirinya yang lain.
“Bagaimana jika kita ketahuan?” kali Saeko yang bertanya.
“Tenang saja… aku sudah memastikan tidak ada jejak kita…” jawab dirinya yang lain. “Apa kau ingin melanjutkan ini?” dirinya yang lain berbalik tanya.
“Aku tidak tahu… aku sepertinya ingin… tapi tidak tahu siapa selanjutnya…” jawab Saeko dengan ragu-ragu.
“Baiklah, kita tunggu saja…” ucap dirinya yang lain.
“Aku sepertinya besok tidak akan sekolah, aku sangat ngantuk, jadi kemungkinan aku akan lebih banyak tidur untuk hari ini…” kata Saeko mengakhiri pembicaraan. Saeko pun berjalan pulang di tengah malam.
Keesokan harinya, seorang murid yang sekelas dengan Rin dan Len kaget melihat mayat Rin dan Len yang mengenaskan.
“WAAAAAAA!!!!!” teriak seorang murid perempuan.
“Ada apa ada apa?” kata murid yang lain.
“Rin? Len?” lalu banyak murid berdatangan ke kelas Rin dan Len, ada yang menangis ada yang muntah dan ada juga yang shock melihat betapa mengenaskannya Rin dan Len.
Sampai seorang guru dan beberapa staff datang ke kelas itu, lalu memanggil polisi serta ambulans untuk membawa mayat Len dan Rin.
Setelah kejadian tersebut, Saeko tidak sekolah jadi tidak mengetahui mayat Rin dan Len yang mengenaskan menjadi bahan pembicaraan. Sekolah sudah berakhir, hari itu diiringi oleh rasa-rasa yang aneh. Sedang polisi serta pihak berwajib datang ke ruang kepala sekolah serta wali kelas dari Len dan Rin.
“Bagaimana hasil otopsinya pak?” tanya wali kelas Asuma.
“Hasil otopsi kami menunjukkan bahwa kedua korban itu murni di bunuh oleh satu orang, dan korban perempuan itu adalah orang yang pertama mati, lalu setelah itu baru si laki-laki” seorang polisi menjelaskan hasil otopsi.
“Lalu bagaimana dengan hasil penyelidikannya? Apakah ada hal-hal yang mencurigakan…?” Asuma kembali bertanya.
“Setelah kami menginvestigasi seluruh sekolah ini termasuk gedung sekolah lama, sepertinya si pembunuh kali ini orang yang sangat pintar, dia tidak meninggalkan satu jejakpun bahkan sidik jari ataupun helai rambut yang terjatuh… pembunuh kali ini mesti di awasi…” lanjut seorang polisi menjelaskan hasil penelitiannya.
“Kami telah menghubungi kedua orang tuanya, mereka sedang berada di luar negeri dan sepertinya mereka dalam keadaan shock, mereka segera bergegas untuk datang ke sini…” kata kepala sekolah Danzo.
“Baiklah pak polisi, kami harap anda dapat segera menemukan siapa pelakunya…” ucap Asuma.
“Sama-sama, kami akan melakukan sesuai kemampuan kami…” balas polisi itu.
Sementara itu, Saeko sedang berada dirumahnya, karena dia tidak sekolah. Karena dia tidak sekolah, teman-temannya pun mengunjunginya. Ritsu, Sai, dan Kouichi datang ke rumah Saeko.
*tok tok tok
“Tunggu…” kata Saeko. Lalu Saeko membukakan pintu.
*trek
“Ritsu? Sai? Kouichi?” tanya Saeko.
“Selamat sore Saeko…” sapa Sai.
“Eh, sore…” lalu Saeko melihat kewajah Ritsu, Saeko merasa jantungnya berdebar-debar saat Ritsu terlihat seperti orang yang marah kepada Saeko.

Created by Rein Zukaichi & Upload by Aldo Ferdiansyah

Penulis : AOV2 ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Chapter 6 # It’s started! ini dipublish oleh AOV2 pada hari Jumat, 03 Agustus 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Chapter 6 # It’s started!
 

0 komentar:

Posting Komentar